Kamis, 16 Februari 2012

Materi kuliah aku part III (KB)


Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi Suntikan Progestin

Suntikan progesteron merupakan bentuk kontrasepsi reversibel yang paling umum digunakan dan merupakan metode pilihan bagi sebagian besar wanita, tidak hanya bagi wanita yang memiliki kontraindikasi dengan metode lain. Lebih dari 6 juta wanita di seluruh dunia menggunakan metode ini dan di beberapa negara, ini dipakai sebagai metode reversible yang paling sering digunakan (Newton, 1993). Di Inggris, dari tahun 1998 hingga 1999 menunjukkan bahwa 6% wanita mendatangi klinik keluarga berencana komunitas untuk melakukan penyuntikkan. Pola yang sama juga terlihat di beberapa tempat di Inggris (FPA 2000b). Suntikan bekerja dengan cara yang sama dengan metode POP selain selalu menghambat ovulasi.
Dua injeksi progesterone kontrasepsi yang kini tersedia adalah DMPA (Depo Provera) dan NET-EN (Noristerat). Kedua metode ini diberikan dengan cara injeksi IM dalam. DMPA merupakan injeksi yang paling banyak digunakan dan diberikan sebanyak 150 mg per dosis dalam interval 12 minggu, meskipun untuk beberapa wanita, interval tersebut dapat lebih sempit. Dosis progesterone yang tinggi ini menghambat ovulasi dan dirancang untuk dilepaskan secara perlahan menuju sirkulasi.
NET-EN digunakan sebagai metode kontrasepsi jangka pendek- cotohnya jika pasangan menjalani vasektomi hingga prosedur tersebut dipastikan efektif, dan suntikan ini diberikan dalam dosis 200 mg dengan interval 8 minggu. Metode ini banyak digunakan di negara berkembang.


Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
1.      Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo provera), yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM di daerah gluteal. DMPA merupakan suatu progestine yang mekanisme kerjanya bertujuan menghambat sekresi hormon pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH.
2.      Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM


Penggunaan Suntikan Progesteron
Suntikan progesterone pertama diberikan dalam 5 hari pertama siklus menstruasi. Jiaks diberikan pada hari pertama siklsu menstruasi, efek suntikan bekerja segera; namun, jika diberikan pada hari lain, alat kontrasepsi tambahan harus digunakan selama 7 hari selanjutnya (FPA 2000b)


Efektivitas
Kedua metode ini terbukti memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Angka kegagalan DMPA di bawah 0,5 per HWY (Guillebaud, 1999), sedangkan angka kegagalan untuk NET-EN sedikit lebih tinggi, meskipun masih di bawah 1 per HWY (Fraser, 1995). Hal ini pun bisa efektif jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai  jadwal yang telah ditentukan.



Cara Kerja
1.      Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing factor dari hipotalamus
2.      Mengentalkan lender serviks  sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma melalui serviks uteri
3.      Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi
4.      Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
5.      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan
1.      Sangat efektif
2.      Aman
3.      Pencegahan kehamilan jangka panjang
4.      Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
5.      Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
6.      Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI dan karena dalam masa ini terjadi amenorea laktasi
7.      Sedikit efek samping
8.      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
9.      Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
10.  Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
11.  Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
12.  Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
13.  Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

Selain merupakan metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi wanita dari berbagai kalangan, Depo provera memiliki sejumlah manfaat lain. Suntikan ini bukan saja memberi perlindungan kontrasepsi, tetapi juga memperbaiki kondisi medis berikut :
1.      Anemia defisiensi zat besi : peningkatan hemoglobin karena penurunan menstruasi
2.      Perlindungan terhadap penyakit inflamasi pelvic
3.      Menoragia dan dismenorea
4.      Gangguan kejang, penurunan frekuensi kejang

Kerugian
1.       Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a.       Siklus haid yang memendek atau memanjang
b.      Perdarahan yang banyak atau sedikit
c.       Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
d.      Tidak haid sama sekali
2.      Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
3.      Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4.      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5.      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, Hepatitis B virus  atau infeksi virus HIV
6.      Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, rata-rata 4 bulan
7.      Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
8.      Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
9.      Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
10.  Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat


Yang dapat mengunakan kontrasepsi suntikan progestin
1.      Usia reproduksi (sampai usia 40 tahunan)
2.      Nulipara dan yang telah memiliki anak
3.      Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi
4.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6.      Setelah abortus atau keguguran
7.      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8.      Wanita perokok
9.      Wanita dengan kejang
10.  Wanita penderita hemoglobinopati
11.  Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
12.  Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkolosis (rifampisin)
13.  Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen
14.  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
15.  Anemia defisiensi besi
16.  Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi


Pertimbangan Khusus
            Suntikan progesterone sangat efektif sebagai metode kontrasepsi dan tidak bergantung pada daya ingat wanita untuk meminum tablet harian, cukup melakukan suntikan secara teratur. Metode ini bersifat reversible sehingga beragam efek samping dapat timbul hingga suntikan berkurang efektivitasnya. Hal ini meliputi ketidaknyamanan pada payudara, mual, muntah, depresi, atau perubahan suasana hati. Efek utama yang terjadi seringkali  adalah menstrusi yang tidak teratur , meskipun amenorea tampak menonjol terkait dengan lama penggunaan DMPA (Fraser, 1995). Kekurangan lain penggunaan suntikan adalah peningkatan berat badan dan kemungkinan berhubungan  dengan penurunan kepadatan tulang, yang sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan (Fraser, 1995). Hasil penelitian prospektif masih dalam penantian.  
Pertimbangan prakonsepsi
Kembali ke masa subur terjadi dengan lambat setelah suntikan dihentikan, khusunya dengan DMPA. Nilai tengah penundaan kehamilan setelah perkiraan berakhirnya efek kontrasepsi ini adalah 5-7 bulan (IPPF, 1988). Oleh Karena itu, suntikan progesterone tidak dianjurkan sebagai alat kontrasepsi bagi wanita yang memiliki keinginan untuk hamil secepatnya setelah menggunakan metode ini.
Pertimbangan pascapartum
Penggunaan DMPA dini pada masa pascapartum meningkatkan kemungkinan perdarahan lama dan berat (BMA & RPS, 1996), dan saat ini di Inggris, waktu yang dianjurkan untuk dosis pertama adalah 5-6 minggu setelah persalinan. Bentuk kontrasepsi lain sangat dianjurkan dipakai untuk sementara dan selama 7 hari setelah penyuntikan. Guillebaud (1999) menunjukkan bahwa jika seorang wanita tidak sedang menyusui, DMPA dapat diberikan sebelum hari ke 21 agar dapat mencegah ovulasi sebelumnya; namun, wanita harus diingatkan mengenai resiko meningkatnya perdarahan


Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1.      Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3.      Memiliki riwayat penyakit stroke (CVA) atau penyakit tromboembolik
4.      Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
5.      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6.      Diabetes mellitus disertai komplikasi
7.      Hipersensitivits terhadap kandungan obat kontrasepsi


Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1.      Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2.      Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3.      Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
4.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang
5.      Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
6.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik, setelah hari ke tujuh haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan suami isri
7.      Ibu ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama  samapai hari ke 7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin bahwa ibu tersebut tidak hamil
8.      Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

Cara penggunaan Kontrasepsi suntikan
1.      Kotrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler dalam daerah gluteal. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima  diberikan setiap 12 minggu
2.      Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik
3.      Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapa endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya

Informasi lain yang perlu disampaikan
1.      Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikt sekali menganggu kesehatan
2.      Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang
3.      Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat
4.      Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut
5.      Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak  terjadi kehamilan. Klien tidakdibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat
6.      Bila klien sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
7.      Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini bahwa ibu sedang tidak hamil


Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin
1.      Setiap terlambat haid, harus difikirkan adanya kemungkinan kehamilan
2.      Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
3.      Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
4.      Sakit kepala sebelah (migrain), sakit kepala berulang, atau kaburnya penglihatan
5.      Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid
Bila terjadi hal-hal yang disebutkan di atas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar