A.
Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pembuka dan menipisnya serviles, dan janin turun
kejalan lahir. Kelahiran adalah peroses dimana janin dan ke tuban didorong
keluar melalui jalan lahir ( Maternal Dan Neonatal, Sarwono Prawiroharjo, Hal
100).
Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bukan ( 37-42 mg), lahr spontan dengan presentasi belakang kepala yang
beralangasung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun janin
(Maternal Dan Neonatal, Sarwono Prawiroharjo, Hal 100).
Perasalinan adalah
serangkaian kejadian yang terakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul denganpengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu ( Obstetri Fisikologi, Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, Hal
180 ).
Partus adalah suatu
proses pengeluaran janin hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterius
melalui vagina kedua luar ( Ilmu Kebidanan, Srwono Prawiroharjo, Hal 180 ).
Beberapa istilah
dalam persalinan.
1.
P ersalinan
sepontan
Bersalin berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2.
Persalinan
buatan
Persalinan dengan
bantuan tenaga dari luar,misal eksraksi vakum,forceps / operasi sehio caesare.
3.
Persalinan
anjuran
Persalinan baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban pemberian pilum atau prostagladin . (
Obstetri Fisikologi, Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, Hal 221 )
Menurut tuanya umur kehamilan.
a.
Abortus
Peneluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau
bayi dengan BB kurang 500 gr
b.
Partus
imaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg – 28 mg atau bayi
dengan BB 500 gr – 999 gr
c.
Partus
prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg – 37 mg atau bayi
dengan BB 100 gr – 2499 gr
d.
Partus
maturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg – 42 mg atau bayi
dengan BB 2500 gr atau lebih
e.
Partus
postmaturus
Pengeluaran buah kehamilan lebih 42 mg.
( Obstetri Fisikologi, Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung,
Hal 221-222 )
B.
Persalinan normal
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
Kala
I = Dari
mulai persalinan pembukuaan lengkap ( 10
cm ) proses ini terbagai dalam 2 fase, fase laten ( 8 jam ) servis pembuka ( 3
cm ) dan fase akhir ( 7 jam ) servil pembuka dari 3-10 cm.
Kala II = Pembukaan lengkap ( 100 cm ) lahir
bayi.proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada permi dan jam pada multi
Kala III = Setelah lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta. Yang berlangsung tidak lebih dari 360 menit.
Kala IV = Dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
post partum.
(Maternal
Dan Neonatal, Sarwono Prawiroharjo, Hal 100-101 ).
C.
Sebab – sebab mulainya persalinan
a.
Penurunan
kadar progestron.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan anatara kadar
pregestron dan estrogen di dalam darah, pada akhir kehamilan kadar progestron
menurun sehingga timbul HIS.
b.
Teori
oxytocin.
Pada akhir kehamilan
oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot rahim.
c.
Kerenggangan
otot
Dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan
otot rahim akan rentang
d.
Pengaruh
janin
Hypofese dan kelenjar suprarenal janin rupanya juga
memegang peran oleh karena pada anencephalus kehamilan lebih sering dari
biasanya.
e.Teori Plastaglandin.
Plastaglandin yang
dihasilkan oleh desidua di sangka menjadi salah satu dari biasanya.
(Obstetri Fisikologi, Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung,
Hal 222-223 ).
D.
Gerakan- gerakan anak pada persalinan
Yang paling sering kita jumpai adalah presentasi belakang kepala dan
kebanyakan presentase ini masuk kedalam PAP dengan satuan segitiga melintang.
Gerakan - gerakan utama ialah :
-
Turunnya
kepala.
-
Flexi.
-
Putaran
paksi dalam.
-
Ekstensi.
-
Putaran
paksi luar.
-
Expulsi.
(Obstetri Fisikologi, Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung,
Hal 224 -225 )
E.
Asuhan
Persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama
persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
(Maternal Dan
Neonatal, Sarwono Prawiroharjo, Hal 101 ).
Kebijakan
asuhan kebidanan.
1.
Semua persalinan harus
dihadiri dan dipantau oleh petugas kesehatan terlatih.
2.
Rumah persalinan dan
tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk menangani kegawat daruratan
obstetri dan neonatal harus tersedia 24 jam.
3.
Obat-obatan
esensial, bahan dan perengkapan harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih.
(Maternal Dan
Neonatal, Sarwono Prawiroharjo, Hal 101 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar