Kontrasepsi
Progestin
Kontrasepsi
Suntikan Progestin
Suntikan
progesteron merupakan bentuk kontrasepsi reversibel yang paling umum digunakan
dan merupakan metode pilihan bagi sebagian besar wanita, tidak hanya bagi
wanita yang memiliki kontraindikasi dengan metode lain. Lebih dari 6 juta
wanita di seluruh dunia menggunakan metode ini dan di beberapa negara, ini
dipakai sebagai metode reversible yang paling sering digunakan (Newton, 1993).
Di Inggris, dari tahun 1998 hingga 1999 menunjukkan bahwa 6% wanita mendatangi
klinik keluarga berencana komunitas untuk melakukan penyuntikkan. Pola yang
sama juga terlihat di beberapa tempat di Inggris (FPA 2000b). Suntikan bekerja
dengan cara yang sama dengan metode POP selain selalu menghambat ovulasi.
Dua injeksi
progesterone kontrasepsi yang kini tersedia adalah DMPA (Depo Provera) dan
NET-EN (Noristerat). Kedua metode ini diberikan dengan cara injeksi IM dalam.
DMPA merupakan injeksi yang paling banyak digunakan dan diberikan sebanyak 150
mg per dosis dalam interval 12 minggu, meskipun untuk beberapa wanita, interval
tersebut dapat lebih sempit. Dosis progesterone yang tinggi ini menghambat
ovulasi dan dirancang untuk dilepaskan secara perlahan menuju sirkulasi.
NET-EN
digunakan sebagai metode kontrasepsi jangka pendek- cotohnya jika pasangan
menjalani vasektomi hingga prosedur tersebut dipastikan efektif, dan suntikan
ini diberikan dalam dosis 200 mg dengan interval 8 minggu. Metode ini banyak
digunakan di negara berkembang.
Jenis
Tersedia 2
jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
1.
Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo provera), yang mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM di daerah gluteal. DMPA
merupakan suatu progestine yang mekanisme kerjanya bertujuan menghambat sekresi
hormon pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH.
2. Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM
Penggunaan Suntikan
Progesteron
Suntikan
progesterone pertama diberikan dalam 5 hari pertama siklus menstruasi. Jiaks
diberikan pada hari pertama siklsu menstruasi, efek suntikan bekerja segera;
namun, jika diberikan pada hari lain, alat kontrasepsi tambahan harus digunakan
selama 7 hari selanjutnya (FPA 2000b)
Efektivitas
Kedua metode
ini terbukti memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan per tahun. Angka kegagalan DMPA di bawah 0,5 per HWY (Guillebaud,
1999), sedangkan angka kegagalan untuk NET-EN sedikit lebih tinggi, meskipun
masih di bawah 1 per HWY (Fraser, 1995). Hal ini pun bisa efektif jika
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Cara Kerja
1.
Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing
factor dari hipotalamus
2.
Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma melalui serviks uteri
3. Implantasi
ovum dalam endometrium dihalangi
4. Menjadikan
selaput lender rahim tipis dan atrofi
5. Menghambat
transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan
1. Sangat
efektif
2. Aman
3. Pencegahan
kehamilan jangka panjang
4.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
5.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung, dan gangguan pembekuan darah
6.
Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI dan karena dalam
masa ini terjadi amenorea laktasi
7. Sedikit efek
samping
8. Klien tidak
perlu menyimpan obat suntik
9. Dapat
digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
10. Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik
11. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
12. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul
13. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle
cell)
Selain
merupakan metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi wanita dari berbagai
kalangan, Depo provera memiliki sejumlah manfaat lain. Suntikan ini bukan saja
memberi perlindungan kontrasepsi, tetapi juga memperbaiki kondisi medis berikut
:
1. Anemia
defisiensi zat besi : peningkatan hemoglobin karena penurunan menstruasi
2. Perlindungan
terhadap penyakit inflamasi pelvic
3. Menoragia
dan dismenorea
4.
Gangguan kejang, penurunan frekuensi kejang
Kerugian
1. Sering
ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid
yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan
yang banyak atau sedikit
c.
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
d.
Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat
bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
3.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4. Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, Hepatitis B
virus atau infeksi virus HIV
6. Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, rata-rata 4 bulan
7. Terlambatnya
kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
8. Terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
9. Pada
penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat
Yang dapat mengunakan
kontrasepsi suntikan progestin
1. Usia
reproduksi (sampai usia 40 tahunan)
2. Nulipara dan
yang telah memiliki anak
3.
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi
4. Menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
6.
Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak
anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8. Wanita
perokok
9. Wanita
dengan kejang
10. Wanita penderita hemoglobinopati
11. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
atau anemia bulan sabit
12. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberkolosis (rifampisin)
13. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang
mengandung estrogen
14. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
15. Anemia defisiensi besi
16. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau
tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
Pertimbangan Khusus
Suntikan progesterone sangat efektif sebagai metode kontrasepsi dan tidak
bergantung pada daya ingat wanita untuk meminum tablet harian, cukup melakukan
suntikan secara teratur. Metode ini bersifat reversible sehingga beragam efek
samping dapat timbul hingga suntikan berkurang efektivitasnya. Hal ini meliputi
ketidaknyamanan pada payudara, mual, muntah, depresi, atau perubahan suasana
hati. Efek utama yang terjadi seringkali adalah menstrusi yang tidak
teratur , meskipun amenorea tampak menonjol terkait dengan lama penggunaan DMPA
(Fraser, 1995). Kekurangan lain penggunaan suntikan adalah peningkatan berat
badan dan kemungkinan berhubungan dengan penurunan kepadatan tulang, yang
sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan (Fraser, 1995). Hasil penelitian prospektif
masih dalam penantian.
Pertimbangan
prakonsepsi
Kembali ke
masa subur terjadi dengan lambat setelah suntikan dihentikan, khusunya dengan
DMPA. Nilai tengah penundaan kehamilan setelah perkiraan berakhirnya efek
kontrasepsi ini adalah 5-7 bulan (IPPF, 1988). Oleh Karena itu, suntikan
progesterone tidak dianjurkan sebagai alat kontrasepsi bagi wanita yang
memiliki keinginan untuk hamil secepatnya setelah menggunakan metode ini.
Pertimbangan
pascapartum
Penggunaan
DMPA dini pada masa pascapartum meningkatkan kemungkinan perdarahan lama dan
berat (BMA & RPS, 1996), dan saat ini di Inggris, waktu yang dianjurkan
untuk dosis pertama adalah 5-6 minggu setelah persalinan. Bentuk kontrasepsi
lain sangat dianjurkan dipakai untuk sementara dan selama 7 hari setelah
penyuntikan. Guillebaud (1999) menunjukkan bahwa jika seorang wanita tidak
sedang menyusui, DMPA dapat diberikan sebelum hari ke 21 agar dapat mencegah
ovulasi sebelumnya; namun, wanita harus diingatkan mengenai resiko meningkatnya
perdarahan
Yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin
1. Hamil atau
dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Memiliki
riwayat penyakit stroke (CVA) atau penyakit tromboembolik
4. Tidak dapat
menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
5. Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6. Diabetes
mellitus disertai komplikasi
7.
Hipersensitivits terhadap kandungan obat kontrasepsi
Waktu mulai menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin
1. Setiap saat
selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari
pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3. Pada ibu
yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual
4. Ibu yang
menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara
benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang
5. Bila ibu
sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
6.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik, setelah hari ke
tujuh haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan suami isri
7. Ibu ingin
mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan
pada hari pertama samapai hari ke 7 siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin bahwa ibu tersebut
tidak hamil
8. Ibu tidak
haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
Cara penggunaan Kontrasepsi
suntikan
1. Kotrasepsi
suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler dalam
daerah gluteal. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan
diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3
injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu
2. Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl
alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering
baru disuntik
3.
Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapa endapan putih pada
dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya
Informasi lain yang perlu
disampaikan
1. Pemberian
kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid
ini biasanya bersifat sementara dan sedikt sekali menganggu kesehatan
2. Dapat
terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara. Efek-efek ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang
3. Karena
terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda
yang ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat
4. Setelah
suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi
kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke
dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid
tersebut
5.
Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu
setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien
tidakdibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan
kontrasepsi darurat
6. Bila klien
sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan.
Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
7. Bila klien
lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini bahwa
ibu sedang tidak hamil
Peringatan bagi pemakai
kontrasepsi suntikan progestin
1. Setiap
terlambat haid, harus difikirkan adanya kemungkinan kehamilan
2. Nyeri
abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
3. Timbulnya
abses atau perdarahan tempat injeksi
4. Sakit kepala
sebelah (migrain), sakit kepala berulang, atau kaburnya penglihatan
5. Perdarahan
berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
satu periode masa haid
Bila terjadi
hal-hal yang disebutkan di atas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik